Hari
ini, tepatnya 2 Mei 2020 diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Di tanggal
inilah 131 tahun yang lalu lahir sosok yang berkharisma dan berjasa dalam
pendidikan Indonesia. Ki Hajar Dewantara lahir dari kalangan
bangsawan Kadipaten Pakualaman Yogyakarta berjuang memajukan pendidikan bumi pertiwi.
Slogannya yang terkenal adalah "Ing Ngarso Sung Tulodho". Didepan
memberikan contoh atau teladan. "Ing Madyo Mangun Karso" di tengah
memberikan semangat. Dan "Tut Wuri Hadayani" yang memiliki arti
"di Belakang Memberikan Dorongan. Hendaknya slogan tersebut tidak hanya
sebagai kata-kata yang terpajang tetapi bisa terinternalisasi dalam diri dan menjadi pegangan dalam pendidikan.
Belajar dari Covid-19, Bagaimana dengan peringatan hari pendidikan
nasional tahun 2020? Peringatan tahun ini sangat berbeda dengan peringatan
tahun-tahun sebelumnya. Jika biasanya hardiknas diperingati dengan upacara
besar-besaran yang dilakukan dari tingkat kementerian sampai satuan pendidikan,
untuk saat ini cukup diperingati dari rumah. Hanya ada upacara terbatas yang
dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan karena semua masih berjuang melawan
pandemi.
Belajar dari
COVID-19, bagaimana refleksi pelaksanaan pendidikan saat ini?
1. Pembelajaran
jarak jauh
Sejak dua
bulan yang lalu pelaksanaan pembelajaran tidak bisa berjalan normal seperti
biasa. Adanya kebijakan physical distancing dan PSBB di beberapa
daerah maka pembelajaran dilakukan dengan moda daring. Pembelajaran moda daring
menuntut para guru untuk belajar memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Sehingga
terjadi peningkatan kapasitas guru dalam penguasaan teknologi dalam
pembelajaran. Guru yang sebelumnya mungkin tidak bisa membuat bahan ajar atau
penilaian secara online menjadi mampu membuatnya. Bahkan banyak juga guru yang
mampu membuat kelas-kelas online untuk pembelajaran. Hal ini membawa dampak
positif bagi kemampuan guru, karena guru sebagai ujung tombak pendidikan secara
tidak langsung bertambah kapasitas atau kemampuannya. Muncul kendala saat
pembelajaran jarak jauh wajar. Kendala utama
pelaksanaan pembelajaran moda daring bagi sekolah-sekolah yang terletak di pinggiran
adalah ketidakterjangkauan teknologi. Hal ini karena faktor daerah yang sulit
mendapatkan jaringan internet atau kondisi anak didik yang tidak semuanya memiliki
smartphone.adanya kendala ini justru memancing guru untuk berpikir tingkat tinggi sehingga
pembelajaran dapat berjalan.
2. Ujian
Nasional (UN) tamat prematur
Adanya COVID-19
juga menjadikan Ujian Nasional (UN) tamat prematur. Dimana sebelumnya diberitakan bahwa
tahun ini menjadi UN terakhir karena di tahun 2021 Pemerintah melalui
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menghapus UN dan menggantikannya
dengan Asesmen Kompetensi Minimal (AKM). Adanya pembatalan UN ini jelas
mengubah kriteria kelulusan siswa. Jika biasanya mengikuti ujian nasional
menjadi syarat kelulusan maka dengan ditiadakannya UN maka mengikuti UN bukan
menjadi syarat kelulusan.
3. Target kurikulum tidak tercapai.
Berbicara dengan capaian kurikulum jelas dimasa saperti ini
tidak akan mampu menuntaskannya. Pembelajaran moda daring tidak dituntut untuk
menyelesaikan target kurikulum tetapi cenderung untuk melakukan pembelajaran
secara bermakna. Pembelajaran bisa dialihkan ke masalah kontekstual misalnya
berkaitan dengan pandemi COVID-19. Dengan demikian walaupun target kurikulum
tidak tercapai peserta didik tetap mendapatkan pengalaman belajar yang nyata.
4. Mengembalikan
peran orang tua sebagai guru sentral untuk anak-anaknya
Selama ini
tugas mendidik dan mengajar seolah-olah menjadi tugasnya seorang guru semata. Semua
yang berkaitan dengan pendidikan diserahkan sepenuhnya kepada guru. Hal ini
sering terjadi di masyarakat. Para orang tua banyak yang fokus pada
pekerjaannya dan kurang memperhatikan perkembangan anak. Adanya kebijakan
belajar dari rumah, bekerja dari rumah menjadi momen menyadarkan orang tua
bahwa mendidik anak adalah tugas utama orang tua. Sementara guru di sekolah sifatnya
hanya membantu orang tua dalam mengarahkan anak sesuai dengan bakat dan
kemampuannya.
Demikian catatan
pendidikan kita di tengah pandemi. Di balik wabah ini terdapat celah bagi guru
untuk senantiasa belajar meningkatkan kapasitasnya terutama penguasaan IT dalam
pembelajaran. Peran guru tak akan tergantikan dalam pendidikan. Guru yang
memiliki kapasitas lebih akan lebih mudah mengelola kelas sehingga pembelajaran
dapat berjalan secara optimal. Selamat hari pendidikan nasional. Semoga wabah
ini segera pergi dari bumi pertiwi.
Penulis: Dwi Ebtanto
0 komentar:
Posting Komentar