Sabtu, 09 Mei 2020


Umat muslim di seluruh penjuru dunia saat ini sedang menjalani ibadah puasa di Bulan Ramadan. Suasana Puasa Ramadan tahun 2020 ini berbeda dengan suasana tahun-tahun sebelumnya. Adanya pendemi COVID-19 menyebabkan semarak beribadah berbeda. Jika biasanya masjid menjadi sentra ibadah di Bulan Ramadan tetapi untuk tahun ini umat islam harus mengalihkan pusat ibadah mereka di rumah. Hal ini merujuk dari anjuran pemerintah untuk melakukan physical distancing guna memutus mata rantai persebaran virus yang  berasal dari Wuhan ini. 
Jika melihat durasi waktu berpuasa di tiap-tiap daerah atau negara ternyata berbeda-beda. Ada beberapa wilayah di dunia yang puasanya hanya 11 jam namun juga ada negara yang harus menjalani puasa hingga 20 jam lamanya. Dilansir dari www.suara.com, pada Ramadan Tahun 1441 H/ 2020 Masehi kali ini puasa paling singkat dialami di wilayah Santiago (Chili), Canberra (Australia), Cape Town (Afrika Selatan), Wellington (New Zealand) dan Buenos Aires (Argentina). Di negara-negara tersebut durasi waktu berpuasa selama 11 jam 5 menit. Tak jauh berbeda dengan negara-negara itu, Jakarta, Indonesia juga memiliki durasi puasa yang terbilang singkat yakni selama 13 jam. Kondisi serupa juga dialami Brasilia (Brasil), Nairobi (Kenya), dan Luanda (Angola).
Adapun negara tetangga Indonesia, yakni Kuala Lumpur, Malaysia dan Singapura menjalani puasa selama 13 jam 5 menit sehari. Negara-negara di Timur Tengah seperti Riyadh (Saudi Arabia), Doha (Qatar), Dubai (Uni Emirat Arab) dan menjalani puasa selama 15 jam. Sementara itu, negara-negara yang mengalami durasi puasa paling lama di dunia adalah Nuuk (Greenland), Oslo (Norwegia), dan Helsinki (Finlandia) dengan durasi puasa selama 20 jam.
Mengapa hal tersebut terjadi? Hal ini disebabkan waktu berpuasa dimulai dari terbit fajar (waktu shubuh) sampai dengan terbenam matahari (waktu maghrib). Sementara waktu terbit dan terbenamnya matahari tiap-tiap negara berbeda-beda. Ada negara yang hanya membutuhkan waktu 11 jam dari waktu matahari terbit sampai terbenam, sementara ada negara yang membutuhkan waktu sampai 20 jam. Perbedaan waktu terbit dan terbenamnya matahari tiap-tiap negara ini bisa dipelajari dari ilmu alam terutama Fisika.  Alasan yang menyebabkan hal tersebut terjadi adalah akibat pergerakan bumi mengitari matahari atau yang sering disebut revolusi bumi.
Bumi dalam berputar mengitari matahari di garis orbitnya tidak tegak lurus melainkan miring dengan sudut kemiringan 23,5o. Adanya kemiringan ini menyebabkan adanya gerak semu tahunan matahari. Dimana matahari seolah-olah bergerak dari khatulistiwa menuju 23,5o garis lintang utara dan 23,5o garis lintang selatan. Gerak semu tahunan matahari menyebabkan perubahan musim utamanya di belahan bumi utara dan selatan. Di belahan bumi utara dan selatan mengenal adanya empat musim yaitu musim panas, dingin, semi, dan gugur. Pergantian musim tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Selang waktu terbit dan terbenam matahari untuk negara-negara beriklim sedang akan relatif lebih lama saat musim semi dan panas. Sebaliknya pada saat musim dingin dan gugur relatif lebih singkat. Puasa Ramadan tahun 2020 ini jatuh pada bulan April dan Mei dimana matahari berada pada posisi 0o-23,5o L. Hal ini menyebabkan waktu siang di belahan bumi utara lebih lama dibanding dengan waktu siang belahan bumi selatan sehingga negara-negara di belahan bumi utara waktu puasanya lebih lama jika dibandingkan dengan negara-negara belahan bumi selatan. Demikian bukti kebesaran penciptaan Allah bagi orang-orang yang mau berpikir. Semoga kita senantiasa menjadi golongan orang-orang yang pandai bersyukur. Selamat menjalankan ibadah puasa.

Penulis: Dwi Ebtanto

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Posts

BTemplates.com

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.

Jumlah Pengunjung

Popular Posts