Saat
ini hampir semua negara di dunia sedang disibukkan dengan penanggulangan kasus
pandemi yang disebabkan oleh virus corona atau yang sering disebut COVID-19.
Negara Indonesia sudah dua bulan menyatakan berperang melawan pandemi ini
dengan melakukan berbagai cara, dengan aksi nyata di lapangan atau membuat
kebijakan-kebijakan. Dimulai dari adanya social distancing, physical
distancing dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan di
kota-kota besar, seperti Jabodetabek dan Surabaya.
Kendati
telah banyak upaya yang telah dilakukan namun tampaknya masa pandemi ini belum
berakhir. Hal ini bisa dilihat selalu ada penambahan jumlah kasus setiap
harinya. Sampai dengan tanggal 28 April 2020 dilansir dari www.kompas.com
terdapat 9.096 kasus terdiri dari 7.180
pasien dirawat, 765 meninggal, dan 1.151 dinyatakan sembuh. Dari jumlah kasus tersebut Provinsi DKI
Jakarta menempati posisi pertama dengan 3.869 kasus disusul Provinsi Jawa
Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Keempat provinsi tersebut menempati big
four sebagai provinsi terbanyak dalam jumlah kasus COVID-19
di Indonesia.
Kekurangefektifan
langkah-langkah yang diambil pemerintah dalam penanganan COVID-19
dipengaruhi beberapa hal diantaranya virus ini telah bermutasi menjadi virus
yang lebih berbahaya dan kesadaran dari masyarakat rendah untuk mematuhi
anjuran dan kebijakan yang telah ditetapkan. Kesadaran masyarakat yang rendah
tersebut misalnya, mereka tidak tertib mencuci tangan memakai sabun, tidak
memakai masker saat keluar rumah. Padahal World Health Organization (WHO) telah menganjurkan agar setiap orang yang
keluar rumah mengenakan masker. Hal ini bertujuan untuk meredam persebaran
virus melalui udara. Dikarenakan COVID-19 sekarang mampu bertahan hidup
dan menyebar di udara sekitar 4-8 jam.
Hal
ini mengundang keprihatinan segenap warga SMPN 2 Satu Atap Jambon. Sebagai
lembaga pendidikan, warga sekolah berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat
sekitar yang berada di Desa Sidoharjo, Kecamatan Jambon, Ponorogo. Edukasi
dalam bentuk keteladanan dengan selalu mengenakan masker saat
tenaga pendidik dan kependidikan piket masuk kantor. Selain itu juga melakukan
aksi nyata dengan melakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan sekolah.
Penyemprotan disinfektan ini sudah dilakukan sebanyak dua kali yaitu di Bulan
Maret dan April. Penyemprotan dilakukan di semua ruang dan lingkungan sekolah.
Kegiatan ini dipantau langsung oleh kepala SMPN 2 Satu Atap Jambon, Achmad
Junaidi, S.Pd.
Tidak
hanya berhenti pada penyemprotan, aksi
nyata sekolah kaki bukit dalam menghadapi virus yang berasal dari Wuhan ini
ingin dinikmati secara langsung oleh masyarakat. Pada hari Selasa, tepatnya 28
April 2020 tenaga pendidik bersama-sama pengurus OSIS melakukan bakti sosial
peduli COVID-19 dengan membagikan masker kepada masyarakat. Ada 450
masker yang dibagikan. Sebagai sasaran baksos adalah warga sekolah dan warga
sekitar sekolah. Pembagian masker dilakukan door to door dan di tempat
terbuka. Kebetulan bersamaan dengan hari pasaran, masker ini dibagikan
kepada pedagang dan pembeli di Pasar Desa yang terletak di depan sekolah. Tidak
membutuhkan waktu satu jam semua masker telah dibagikan ke sasaran. Kegiatan
baksos ini dinilai dapat menumbuhkan karakter berupa rasa kepedulian siswa SMPN
2 Satu Atap Jambon terhadap kondisi
lingkungan sekitar. Semoga adanya aksi ini bisa membantu memotong mata
rantai persebaran COVID-19 khususnya di Kabupaten Ponorogo. Aamiin.
Penulis:
Dwi Ebtanto
Satap peduli... hebat!
BalasHapus