Kamis, 21 Mei 2020


Kegiatan proses belajar mengajar pada Tahun Pelajaran 2019/2020 hampir memasuki tahap akhir. Sebentar lagi akan masuk pada Tahun Pelajaran 2020/2021. Semua sekolah di semua jenjang baik SD, SMP, maupun SMA telah menyiapkan kegiatan penerimaan peserta didik baru. Demikian pula SMPN 2 Satu Atap Jambon juga telah menyiapkan penerimaan peserta didik baru dengan mengacu pada peraturan dan petunjuk teknis yang ada.
Penerimaan peserta didik baru untuk jenjang SMP di Kabupaten Ponorogo untuk Tahun Pelajaran 2020/2021 untuk pertama kalinya dilakukan secara online. Jalur dan tahapan pelaksanaannya berbeda dengan penerimaan peserta didik baru tahun pelajaran yang lalu. Ada empat jalur penerimaan peserta didik baru untuk Tahun Pelajaran 2020/2021. Empat jalur tersebut meliputi;

  1. Jalur zonasi (paling sedikit 50% dari daya tampung sekolah)
  2. Jalur prestasi (paling banyak 30% dari daya tampung sekolah)
  3. Jalur afirmasi (paling sedikit 15% dari daya tampung sekolah)
  4. Jalur perpindahan tugas orang tua (paling banyak 5% dari daya tampung sekolah)

Syarat calon peserta didik adalah berusia maksimal 15 tahun pada 1 Juli 2020 dan telah memiliki ijazah SD/ sederajat atau dokumen lainnya yang menerangkan bahwa calon peserta didik telah menyelesaikan pembelajaran di kelas 6 SD/sederajat.  Adapun tahapan penerimaan peserta didik baru dibagi dalam dua tahap, yaitu;
a.    Tahap Pra PPDB
1.  Calon peserta didik mendapatkan user dan token. User adalah NISN calon peserta didik dan token adalah tanggal lahir masing-masing calon peserta didik.  
2. Calon peserta didik baru melakukan login untuk mengisi data dengan mengunggah hasil scan kartu keluarga dan/atau surat keterangan domisili  asli,  serta  menentukan  titik  koordinat  rumah/tempat  tinggal  calon peserta didik baru.
3. Jika ada calon peserta didik yang kesulitan melakukan tahapan ini, panitian penerimaan peserta didik SMPN 2 Satu Atap Jambon siap membantu mendampingi. 
 b.    Tahap Pendaftaran
1. Calon peserta didik baru melakukan registrasi  dengan memilih salah satu dari empat jalur diatas dan memilih sekolah yang diinginkan, yaitu SMPN  2 Satu Atap Jambon.
2.  Jadwal pelaksanaan registrasi adalah sebagai berikut;
 
Mari bergabung dengan SMPN 2 Satu Atap Jambon. Sekolah keterampilan yang mengajarkan kemandirian.


Informasi lebih lanjut bisa menghubungi;
Dwi Ebtanto, S.Pd (085 647 386 247)
Dian Fitriana, S.PdI (085 231 880 658)
Diana Priastuti, S.Psi (081 359 003 672)
Sunari, S.Sos (082 334 410 899)




Sabtu, 09 Mei 2020


Umat muslim di seluruh penjuru dunia saat ini sedang menjalani ibadah puasa di Bulan Ramadan. Suasana Puasa Ramadan tahun 2020 ini berbeda dengan suasana tahun-tahun sebelumnya. Adanya pendemi COVID-19 menyebabkan semarak beribadah berbeda. Jika biasanya masjid menjadi sentra ibadah di Bulan Ramadan tetapi untuk tahun ini umat islam harus mengalihkan pusat ibadah mereka di rumah. Hal ini merujuk dari anjuran pemerintah untuk melakukan physical distancing guna memutus mata rantai persebaran virus yang  berasal dari Wuhan ini. 
Jika melihat durasi waktu berpuasa di tiap-tiap daerah atau negara ternyata berbeda-beda. Ada beberapa wilayah di dunia yang puasanya hanya 11 jam namun juga ada negara yang harus menjalani puasa hingga 20 jam lamanya. Dilansir dari www.suara.com, pada Ramadan Tahun 1441 H/ 2020 Masehi kali ini puasa paling singkat dialami di wilayah Santiago (Chili), Canberra (Australia), Cape Town (Afrika Selatan), Wellington (New Zealand) dan Buenos Aires (Argentina). Di negara-negara tersebut durasi waktu berpuasa selama 11 jam 5 menit. Tak jauh berbeda dengan negara-negara itu, Jakarta, Indonesia juga memiliki durasi puasa yang terbilang singkat yakni selama 13 jam. Kondisi serupa juga dialami Brasilia (Brasil), Nairobi (Kenya), dan Luanda (Angola).
Adapun negara tetangga Indonesia, yakni Kuala Lumpur, Malaysia dan Singapura menjalani puasa selama 13 jam 5 menit sehari. Negara-negara di Timur Tengah seperti Riyadh (Saudi Arabia), Doha (Qatar), Dubai (Uni Emirat Arab) dan menjalani puasa selama 15 jam. Sementara itu, negara-negara yang mengalami durasi puasa paling lama di dunia adalah Nuuk (Greenland), Oslo (Norwegia), dan Helsinki (Finlandia) dengan durasi puasa selama 20 jam.
Mengapa hal tersebut terjadi? Hal ini disebabkan waktu berpuasa dimulai dari terbit fajar (waktu shubuh) sampai dengan terbenam matahari (waktu maghrib). Sementara waktu terbit dan terbenamnya matahari tiap-tiap negara berbeda-beda. Ada negara yang hanya membutuhkan waktu 11 jam dari waktu matahari terbit sampai terbenam, sementara ada negara yang membutuhkan waktu sampai 20 jam. Perbedaan waktu terbit dan terbenamnya matahari tiap-tiap negara ini bisa dipelajari dari ilmu alam terutama Fisika.  Alasan yang menyebabkan hal tersebut terjadi adalah akibat pergerakan bumi mengitari matahari atau yang sering disebut revolusi bumi.
Bumi dalam berputar mengitari matahari di garis orbitnya tidak tegak lurus melainkan miring dengan sudut kemiringan 23,5o. Adanya kemiringan ini menyebabkan adanya gerak semu tahunan matahari. Dimana matahari seolah-olah bergerak dari khatulistiwa menuju 23,5o garis lintang utara dan 23,5o garis lintang selatan. Gerak semu tahunan matahari menyebabkan perubahan musim utamanya di belahan bumi utara dan selatan. Di belahan bumi utara dan selatan mengenal adanya empat musim yaitu musim panas, dingin, semi, dan gugur. Pergantian musim tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Selang waktu terbit dan terbenam matahari untuk negara-negara beriklim sedang akan relatif lebih lama saat musim semi dan panas. Sebaliknya pada saat musim dingin dan gugur relatif lebih singkat. Puasa Ramadan tahun 2020 ini jatuh pada bulan April dan Mei dimana matahari berada pada posisi 0o-23,5o L. Hal ini menyebabkan waktu siang di belahan bumi utara lebih lama dibanding dengan waktu siang belahan bumi selatan sehingga negara-negara di belahan bumi utara waktu puasanya lebih lama jika dibandingkan dengan negara-negara belahan bumi selatan. Demikian bukti kebesaran penciptaan Allah bagi orang-orang yang mau berpikir. Semoga kita senantiasa menjadi golongan orang-orang yang pandai bersyukur. Selamat menjalankan ibadah puasa.

Penulis: Dwi Ebtanto

Sabtu, 02 Mei 2020


Hari ini, tepatnya 2 Mei 2020 diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Di tanggal inilah 131 tahun yang lalu lahir sosok yang berkharisma dan berjasa dalam pendidikan Indonesia. Ki Hajar Dewantara lahir dari kalangan bangsawan Kadipaten Pakualaman Yogyakarta berjuang memajukan pendidikan bumi pertiwi. Slogannya yang terkenal adalah "Ing Ngarso Sung Tulodho". Didepan memberikan contoh atau teladan. "Ing Madyo Mangun Karso" di tengah memberikan semangat. Dan "Tut Wuri Hadayani" yang memiliki arti "di Belakang Memberikan Dorongan. Hendaknya slogan tersebut tidak hanya sebagai kata-kata yang terpajang tetapi bisa terinternalisasi dalam diri  dan menjadi pegangan dalam pendidikan. 
Belajar dari Covid-19, Bagaimana dengan peringatan hari pendidikan nasional tahun 2020? Peringatan tahun ini sangat berbeda dengan peringatan tahun-tahun sebelumnya. Jika biasanya hardiknas diperingati dengan upacara besar-besaran yang dilakukan dari tingkat kementerian sampai satuan pendidikan, untuk saat ini cukup diperingati dari rumah. Hanya ada upacara terbatas yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan karena semua masih berjuang melawan pandemi. 
Belajar dari COVID-19, bagaimana refleksi pelaksanaan pendidikan saat ini?
1. Pembelajaran jarak jauh
Sejak dua bulan yang lalu pelaksanaan pembelajaran tidak bisa berjalan normal seperti biasa. Adanya kebijakan physical distancing dan PSBB di beberapa daerah maka pembelajaran dilakukan dengan moda daring. Pembelajaran moda daring menuntut para guru untuk belajar memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Sehingga terjadi peningkatan kapasitas guru dalam penguasaan teknologi dalam pembelajaran. Guru yang sebelumnya mungkin tidak bisa membuat bahan ajar atau penilaian secara online menjadi mampu membuatnya. Bahkan banyak juga guru yang mampu membuat kelas-kelas online untuk pembelajaran. Hal ini membawa dampak positif bagi kemampuan guru, karena guru sebagai ujung tombak pendidikan secara tidak langsung bertambah kapasitas atau kemampuannya. Muncul kendala saat pembelajaran jarak jauh wajar.  Kendala utama pelaksanaan pembelajaran moda daring bagi sekolah-sekolah yang terletak di pinggiran adalah ketidakterjangkauan teknologi. Hal ini karena faktor daerah yang sulit mendapatkan jaringan internet atau kondisi anak didik yang tidak semuanya memiliki smartphone.adanya kendala ini justru  memancing guru untuk berpikir tingkat tinggi sehingga pembelajaran dapat berjalan.
2. Ujian Nasional (UN) tamat prematur
Adanya COVID-19 juga menjadikan Ujian Nasional (UN)  tamat prematur. Dimana sebelumnya diberitakan bahwa tahun ini menjadi UN terakhir karena di tahun 2021 Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menghapus UN dan menggantikannya dengan Asesmen Kompetensi Minimal (AKM). Adanya pembatalan UN ini jelas mengubah kriteria kelulusan siswa. Jika biasanya mengikuti ujian nasional menjadi syarat kelulusan maka dengan ditiadakannya UN maka mengikuti UN bukan menjadi syarat kelulusan.
3. Target kurikulum tidak tercapai.
Berbicara dengan capaian kurikulum jelas dimasa saperti ini tidak akan mampu menuntaskannya. Pembelajaran moda daring tidak dituntut untuk menyelesaikan target kurikulum tetapi cenderung untuk melakukan pembelajaran secara bermakna. Pembelajaran bisa dialihkan ke masalah kontekstual misalnya berkaitan dengan pandemi COVID-19. Dengan demikian walaupun target kurikulum tidak tercapai peserta didik tetap mendapatkan pengalaman belajar yang nyata.
4. Mengembalikan peran orang tua sebagai guru sentral untuk anak-anaknya
Selama ini tugas mendidik dan mengajar seolah-olah menjadi tugasnya seorang guru semata. Semua yang berkaitan dengan pendidikan diserahkan sepenuhnya kepada guru. Hal ini sering terjadi di masyarakat. Para orang tua banyak yang fokus pada pekerjaannya dan kurang memperhatikan perkembangan anak. Adanya kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah menjadi momen menyadarkan orang tua bahwa mendidik anak adalah tugas utama orang tua. Sementara guru di sekolah sifatnya hanya membantu orang tua dalam mengarahkan anak sesuai dengan bakat dan kemampuannya.

Demikian catatan pendidikan kita di tengah pandemi. Di balik wabah ini terdapat celah bagi guru untuk senantiasa belajar meningkatkan kapasitasnya terutama penguasaan IT dalam pembelajaran. Peran guru tak akan tergantikan dalam pendidikan. Guru yang memiliki kapasitas lebih akan lebih mudah mengelola kelas sehingga pembelajaran dapat berjalan secara optimal. Selamat hari pendidikan nasional. Semoga wabah ini segera pergi dari bumi pertiwi.


Penulis: Dwi Ebtanto





Recent Posts

BTemplates.com

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.

Jumlah Pengunjung

Popular Posts