Selasa, 28 April 2020


Saat ini hampir semua negara di dunia sedang disibukkan dengan penanggulangan kasus pandemi yang disebabkan oleh virus corona atau yang sering disebut COVID-19. Negara Indonesia sudah dua bulan menyatakan berperang melawan pandemi ini dengan melakukan berbagai cara, dengan aksi nyata di lapangan atau membuat kebijakan-kebijakan. Dimulai dari adanya social distancing, physical distancing dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan di kota-kota besar, seperti Jabodetabek dan Surabaya. 
Kendati telah banyak upaya yang telah dilakukan namun tampaknya masa pandemi ini belum berakhir. Hal ini bisa dilihat selalu ada penambahan jumlah kasus setiap harinya. Sampai dengan tanggal 28 April 2020 dilansir dari www.kompas.com terdapat  9.096 kasus terdiri dari 7.180 pasien dirawat, 765 meninggal, dan 1.151 dinyatakan sembuh.  Dari jumlah kasus tersebut Provinsi DKI Jakarta menempati posisi pertama dengan 3.869 kasus disusul Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Keempat provinsi tersebut menempati big four sebagai provinsi terbanyak dalam jumlah kasus COVID-19 di Indonesia.
Kekurangefektifan langkah-langkah yang diambil pemerintah dalam penanganan COVID-19 dipengaruhi beberapa hal diantaranya virus ini telah bermutasi menjadi virus yang lebih berbahaya dan kesadaran dari masyarakat rendah untuk mematuhi anjuran dan kebijakan yang telah ditetapkan. Kesadaran masyarakat yang rendah tersebut misalnya, mereka tidak tertib mencuci tangan memakai sabun, tidak memakai masker saat keluar rumah. Padahal World Health Organization (WHO)  telah menganjurkan agar setiap orang yang keluar rumah mengenakan masker. Hal ini bertujuan untuk meredam persebaran virus melalui udara. Dikarenakan COVID-19 sekarang mampu bertahan hidup dan menyebar di udara sekitar 4-8 jam. 
Hal ini mengundang keprihatinan segenap warga SMPN 2 Satu Atap Jambon. Sebagai lembaga pendidikan, warga sekolah berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar yang berada di Desa Sidoharjo, Kecamatan Jambon, Ponorogo. Edukasi dalam bentuk keteladanan dengan selalu mengenakan masker saat tenaga pendidik dan kependidikan piket masuk kantor. Selain itu juga melakukan aksi nyata dengan melakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan sekolah. Penyemprotan disinfektan ini sudah dilakukan sebanyak dua kali yaitu di Bulan Maret dan April. Penyemprotan dilakukan di semua ruang dan lingkungan sekolah. Kegiatan ini dipantau langsung oleh kepala SMPN 2 Satu Atap Jambon, Achmad Junaidi, S.Pd.
Tidak hanya berhenti  pada penyemprotan, aksi nyata sekolah kaki bukit dalam menghadapi virus yang berasal dari Wuhan ini ingin dinikmati secara langsung oleh masyarakat. Pada hari Selasa, tepatnya 28 April 2020 tenaga pendidik bersama-sama pengurus OSIS melakukan bakti sosial peduli COVID-19 dengan membagikan masker kepada masyarakat. Ada 450 masker yang dibagikan. Sebagai sasaran baksos adalah warga sekolah dan warga sekitar sekolah. Pembagian masker dilakukan door to door dan di tempat terbuka. Kebetulan bersamaan dengan hari pasaran, masker ini dibagikan kepada pedagang dan pembeli di Pasar Desa yang terletak di depan sekolah. Tidak membutuhkan waktu satu jam semua masker telah dibagikan ke sasaran. Kegiatan baksos ini dinilai dapat menumbuhkan karakter berupa rasa kepedulian siswa SMPN 2 Satu Atap Jambon terhadap kondisi  lingkungan sekitar. Semoga adanya aksi ini bisa membantu memotong mata rantai persebaran COVID-19 khususnya di Kabupaten Ponorogo. Aamiin.


Penulis: Dwi Ebtanto


Kamis, 23 April 2020



Ramadhan telah diujung mata. Sebagai umat muslim kedatangan bulan suci ini sangat dinanti. Bagaimana tidak ibarat sebuah perjalanan panjang yang melelahkan di suatu padang pasir, datangnya Ramadhan laksana oase. Tempat yang sejuk dan sumber kehidupan di tengah tandusnya gurun yang kering. Selama sebelas bulan manusia mungkin disibukkan dengan kegiatan duniawi sehingga kering akan makna ukhrawi. Semua berlomba-lomba mencari kepuasan, jabatan, dan prestasi yang terkadang tanpa kendali dan bekal ilmu ilahi. Hal ini membuat tubuh berlumpur noda-noda dosa tanpa mereka sadari. 
Bulan suci ini datang untuk membasuh dan mensucikan tumpukan noda yang menempel pada diri tiap mukmin. Di dalamnya berisi keberkahan, pengampunan, sampai dibebaskan manusia dari kobaran api neraka. Lantas apa yang harus kita persiapkan menjelang datangnya bulan Ramadhan? Berikut ulasan yang dilansir dari Surya.co.id dalam artikel Menjelang 1 Ramadhan 2020 atau 1441 H, Berikut 5 Persiapan untuk Menyambut Bulan Suci Suci Penuh Ampunan.
1. Bekal Ilmu
Membekali ilmu terkait bulan Ramadhan amat utama agar ibadah selama bulan Ramadhan bermanfaat, mendatangkan pahala, dan tidak asal-asalan.
Seperti ucapan dari Umar Bin Abdul Aziz
مَنْ عَبَدَ اللهَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِحُ
“Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan.” (Al Amru bil Ma’ruf, hal. 15).
Ilmu bulan Ramadhan dapat diperoleh dengan mengikuti kajian ilmu mengenai bulan Ramadhan.
2. Perbanyak taubat
Memasuki bulan suci hendaknya bersih dari dosa dan maksiat. Untuk bisa membersihkan diri dari dosa dan maksiat adalah dengan memperbanyak taubat dan istighfar.
3. Memiliki tekad kuat dan niat tulus
Niat yang tulus dan tekad yang kuat menjadi modal utama dalam mengerjakan sesuatu. Termasuk di bulan Ramadhan harus didasari dengan niat sungguh-sungguh sehingga dapat mengisi hari-hari selama bulan Ramadhan dengan kegiatan produktif yang bernilai ibadah. Dengan niat dan tekad yang kuat insyaallah akan mendapatkan keringanan dalam bergerak dan kemudahan dalam beraktivitas.
4. Membayar atau mengganti hutang puasa
Bagi orang yang sakit atau kaum muslimah yang sudah baligh sudah sewajarnya jika mereka ada yang meninggalkan ibadah puasa selama beberapa hari karena sakit atau haid. Selama haid mereka memang diharamkan berpuasa dan boleh berpuasa ketika sudah selesai haid. Untuk memenuhi kewajiban puasanya maka mereka wajib mengganti puasa di bulan selain Ramadhan sebanyak hari yang ditinggalkan.
Hal ini berdasar pada firman Allah SWT dalam QS Al baqarah ayat 184:
مَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَر
“Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan, pada hari-hari yang lain”.
5. Perbanyak puasa di bulan Syaban
Rasulullah SAW memperbanyak puasa di bulan Sya'ban sebagai persiapan menyambut Ramadhan.
Sebagaimana penjelasan ‘Aisyah radhiallahu ‘anha :
وَلَمْ أَرَهُ صَائِمًا مِنْ شَهْرٍ قَطُّ أَكْثَرَ مِنْ صِيَامِهِ مِنْ شَعْبَانَ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً
“Saya sama sekali belum pernah melihat rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dalam satu bulan sebanyak puasa yang beliau lakukan di bulan Sya’ban, di dalamnya beliau berpuasa sebulan penuh.” Dalam riwayat lain, “Beliau berpuasa di bulan Sya’ban, kecuali sedikit hari.” H.R. Muslim: 1156.
Amalan Sunah di Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan yang diujung mata tentunya tidak akan disia-siakan. Banyak amalan yang bisa diperbanyak untuk mengisi bulan suci. Berikut ini adalah amalan-amalan sunah selama bulan Ramadhan:
1. Tadarus Al-qur’an
Di dalam bulan Ramadhan pahala amalan akan dilipatgandakan. Termasuk membaca Al-qur’an. selama bulan Ramadhan mari kita tingkatkan durasi dan kualitas bacaan Al-qur’an. sebagaimana dicontohkan oleh Rasullullah SAW dan para sahabat bahwa mereka melebihkan dan merutinkan membaca Al-qur’an dibandingkan hari-hari biasa diluar Ramadhan.
2. Menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur
Makan sahur dan berbuka puasa ibarat pintu masuk dan keluar puasa. Dimana sebelum berpuasa kita disunnahkan makan sahur dan ketika azan maghrib berkumandang kita disuruh untuk segera berbuka. Hal ini sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW untuk segera berbuka puasa saat mendengar azan maghrib berkumandang dan mengakhirkan akan sahur.
3. Memberi Makan Orang yang berpuasa
Ada keutamaan yang begitu besar bagi orang yang memberi makan kepada orang yang berbuka puasa. Hal ini disebutkan didalam sabda Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, yang artinya :
"Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun," (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
4. Salat Tarawih
Salat tarawih adalah salat sunah yang diutamakan selama bulan Ramadhan. Shalat ini hanya dilaksanakan selama bulan Ramadhan dengan dilakukan setelah salat isya.
5. Iktikaf di Masjid
Iktikaf menurut Bahasa artinya menetap pada sesuatu. Iktikaf selama Ramadhan diartikan menetap dalam masjid untuk muhasabah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kegiatan iktikaf ini banyak diisi dengan melaksanakan salat malam, dzikir, istighfar, dan membaca Al-qur’an.
Demikian tadi persiapan menyambut bulan suci beserta amalan-amalan sunah yang bisa dilakukan selama bulan Ramadhan. Semoga kita diberi kemudahan dalam beribadah sehingga mampu menjadi manusia yang bertakwa seperti yang dijanjikan dalam ayat suci. Tentunya tidak lupa kita selalu berdoa kepada Allah SWT agar wabah yang menyerang dunia ini segera diangkat sehingga dapat beraktivitas normal seperti sediakala. Aamiin.

Untuk mengetahui panduan Ibadah Ramadhan dan Idhul Fitri dari Kemenag silakan klik disini.

















Recent Posts

BTemplates.com

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.

Jumlah Pengunjung

Popular Posts