Minggu, 22 Maret 2020


Bangsa Indonesia kini telah disibukkan dengan pandemi COVID-19 (Corona). Pandemi ini begitu cepat menyebar hampir ke semua kawasan. Data Pasien Dalam Pengawasan (PDP) serta yang positif terkena corona semakin bertambah. Hal ini disebabkan begitu cepatnya virus ini berkembang dengan media benda sebagai penyebarannya. Banyak yang telah dilakukan oleh Pemerintah dari Pusat sampai dengan Daerah untuk mencegah penyebaran virus COVID-19. Langkah nyata yang telah diambil adalah memberlakukan Social Distancing. Secara sederhana, social distancing diartikan mengurangi aktivitas di luar rumah dan menjauhi keramaian agar rantai penularan virus corona bisa terhenti.

Selama melakukan social distancing, bukan berarti orang-orang tidak bisa melakukan aktivitas rutin. Bekerja, belajar, dan beribadah dapat dijalankan di rumah. Sementara itu, jika mendesak harus keluar rumah pastikan selalu menjaga jarak dengan orang di sekitar dan menjaga kebersihan dengan mencuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer.
Di era sekarang semua pekerjaan tidak harus dikerjakan dengan cara bertemu langsung dengan clien atau datang ke kantor. Dengan memanfaatkan kemajuan IT pekerjaan dapat diselesaikan dari rumah.  Bahkan sebelum adanya pemberlakuan social distancing beberapa kementerian telah membuka wacana bahwa stafnya boleh bekerja dari rumah.


Bagaimana dengan konsep belajar dari rumah? Disinilah kompetensi guru diuji. Adanya wabah ini seakan mendorong guru untuk membuka mata bagaimana pentingnya IT dalam pembelajaran di era sekarang. Menengok pada kata bijak ““Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu” –Ali Bin Abi Thalib. Kata bijak ini mengingatkan kita bahwa anak-anak didik kita sekarang hidupnya bukan di zaman kita kecil sehingga cara belajar merekapun juga jauh berbeda dengan cara belajar kita pada waktu itu. Sehingga jika kita memaksakan mereka belajar seperti zaman kita kecil tentu pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik dan maksimal. Guru harus masuk ke dunia mereka, beradaptasi dengan model dan cara mereka belajar. Salah satunya adalah memanfaatkan kemajuan IT menggunakan gawai atau smartphone.
 
Apa yang harus dilakukan guru? Guru harus memiliki ide untuk tetap membuat siswanya belajar di rumah. Dengan memanfaatkan IT, seorang guru bisa memantau siswanya tetap belajar. Guru tidak harus dituntut menggunakan aplikasi yang rumit. Dengan memanfaatkan media sosial yang sering dipakai misal watshap ditambah dengan bantuan fitur yang ada pada google misal google form, google sites, dan google classroom guru dapat memantau anak belajar di rumah. Atau bisa melalui web Rumah Belajar dan TV edukasi. Dengan bantuan aplikasi-aplikasi sederhana tersebut akan membantu guru dan siswa dalam pembelajaran jarak jauh. Dimana masih ada komunikasi antara guru dan siswa sehingga pembelajaran tetap bisa berjalan dua arah. 

Tidak harus menguasai IT yang rumit-rumit dalam membelajarkan siswa, akan tetapi menggunakan aplikasi yang sederhana saja sudah cukup. Poin terpenting dalam pembelajaran jarah jauh disaat ini adalah komunikasi bagaimana anak-anak tetap belajar, tetap dirumah tidak mendekati kerumunan massa. Satu lagi tidak perlu memberikan tugas yang overload kepada peserta didik, karena tugas yang terlalu banyak akan membuat mereka stress sehingga dapat menurunkan imunitas tubuh mereka. Hal ini harus dihindari. Yang harus dilakukan sekarang adalah memberi tugas kepada mereka secara proporsional, sehingga siswa tetap belajar dengan tenang dan menikmati belajarnya.


Salam belajar dari rumah. Semoga badai ini cepat berlalu. Aamiin.

3 komentar:

Recent Posts

BTemplates.com

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.

Jumlah Pengunjung

Popular Posts