Bangsa Indonesia kini telah disibukkan dengan pandemi
COVID-19 (Corona). Pandemi ini begitu cepat menyebar hampir ke semua kawasan. Data
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) serta yang positif terkena corona semakin
bertambah. Hal ini disebabkan begitu cepatnya virus ini berkembang dengan media
benda sebagai penyebarannya. Banyak yang telah dilakukan oleh Pemerintah dari
Pusat sampai dengan Daerah untuk mencegah penyebaran virus COVID-19. Langkah
nyata yang telah diambil adalah memberlakukan Social Distancing. Secara
sederhana, social distancing diartikan mengurangi aktivitas di luar
rumah dan menjauhi keramaian agar rantai penularan virus corona bisa terhenti.
Selama melakukan social distancing, bukan
berarti orang-orang tidak bisa melakukan aktivitas rutin. Bekerja, belajar, dan
beribadah dapat dijalankan di rumah. Sementara itu, jika mendesak harus keluar
rumah pastikan selalu menjaga jarak dengan orang di sekitar dan menjaga
kebersihan dengan mencuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer.
Di era sekarang semua pekerjaan tidak
harus dikerjakan dengan cara bertemu langsung dengan clien atau datang
ke kantor. Dengan memanfaatkan kemajuan IT pekerjaan dapat diselesaikan dari
rumah. Bahkan sebelum adanya
pemberlakuan social distancing beberapa kementerian telah membuka wacana
bahwa stafnya boleh bekerja dari rumah.
Bagaimana dengan konsep belajar dari
rumah? Disinilah kompetensi guru diuji. Adanya wabah ini seakan mendorong guru
untuk membuka mata bagaimana pentingnya IT dalam pembelajaran di era sekarang. Menengok
pada kata bijak ““Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka
hidup bukan di zamanmu” –Ali Bin Abi Thalib. Kata bijak ini
mengingatkan kita bahwa anak-anak didik kita sekarang hidupnya bukan di zaman
kita kecil sehingga cara belajar merekapun juga jauh berbeda dengan cara
belajar kita pada waktu itu. Sehingga jika kita memaksakan mereka belajar seperti
zaman kita kecil tentu pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik dan
maksimal. Guru harus masuk ke dunia mereka, beradaptasi dengan model dan cara
mereka belajar. Salah satunya adalah memanfaatkan kemajuan IT menggunakan gawai
atau smartphone.
Apa yang harus dilakukan guru? Guru harus
memiliki ide untuk tetap membuat siswanya belajar di rumah. Dengan memanfaatkan
IT, seorang guru bisa memantau siswanya tetap belajar. Guru tidak harus dituntut
menggunakan aplikasi yang rumit. Dengan memanfaatkan media sosial yang sering
dipakai misal watshap ditambah dengan bantuan fitur yang ada pada google
misal google form, google sites, dan google classroom guru dapat
memantau anak belajar di rumah. Atau bisa melalui web Rumah Belajar dan TV edukasi. Dengan bantuan
aplikasi-aplikasi sederhana tersebut akan membantu guru dan siswa dalam
pembelajaran jarak jauh. Dimana masih ada komunikasi antara guru dan siswa
sehingga pembelajaran tetap bisa berjalan dua arah.
Tidak harus menguasai IT yang rumit-rumit
dalam membelajarkan siswa, akan tetapi menggunakan aplikasi yang sederhana saja
sudah cukup. Poin terpenting dalam pembelajaran jarah jauh disaat ini adalah komunikasi
bagaimana anak-anak tetap belajar, tetap dirumah tidak mendekati kerumunan
massa. Satu lagi tidak perlu memberikan tugas yang overload kepada
peserta didik, karena tugas yang terlalu banyak akan membuat mereka stress
sehingga dapat menurunkan imunitas tubuh mereka. Hal ini harus dihindari. Yang
harus dilakukan sekarang adalah memberi tugas kepada mereka
secara proporsional, sehingga siswa tetap belajar dengan tenang dan menikmati
belajarnya.
Salam belajar dari rumah. Semoga badai ini cepat berlalu. Aamiin.
Istimewa pak 👍👍👍
BalasHapusBelajar, belajar dan belajar
BalasHapusSemangat untuk kita semua
Iyes.....
Siap
BalasHapus