Jumat, 21 Februari 2020


Sejak menjabatnya Nadiem Makarim sebagai Menteri pendidikan dan Kebudayaan di era Kabinet Kerja Jilid II tagline “Merdeka Belajar” menghiasi berita di media massa. Di awal-awal beliau menjabat, Mas Menteri telah memproklamirkan program tersebut. Ada beberapa poin yang menjadi penekanan dan perhatian dalam merdeka belajar tersebut, diantaranya adalah guru diberi kebebasan dalam menyusun perencanaan pembelajaran. Kalau selama ini membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus lengkap sesuai aturan yang kaku, untuk sekarang guru justru diberi keleluasaan untuk menyusun RPP yang praktis dan luwes bahkan satu lembar saja cukup. Merdeka belajar juga dimaknai membuat suasana belajar menjadi nyaman, dan menyenangkan, serta mengajak siswa untuk bernalar. Hal ini penting karena suasana belajar yang menyenangkan akan membuat siswa antusias dan mudah untuk menerima konsep materi yang diajarkan. 
Guru sebagai ujung tombak pendidikan dituntut untuk segera tanggap dengan dinamika yang ada di lapangan. Termasuk konsep “Merdeka Belajar” yang diusung oleh Menteri Pendidikan dan kebudayaan tersebut. Lantas bagaimana kita memaknai merdeka belajar dengan aksi nyata? Tentunya sebagai seorang kreator pembelajaran guru harus membuat skenario pembelajaran yang menuntut siswa aktif. Hal ini bisa dilakukan dengan metode diskusi, eksperimen, proyek, dan lain-lain.  

Dwi Ebtanto, seorang guru IPA di SMP Negeri 2 Satu Atap Jambon mencoba menerapkan konsep Merdeka Belajar melalui kegiatan eksperimen. Karakteristik IPA yang di dalamnya ada proses, produk, dan sikap memudahkan merancang pembelajaran yang menuntut siswa aktif. Dengan melakukan pengamatan, menuliskan data percobaan, berdiskusi dengan teman satu kelompok, serta membuat kesimpulan telah membuat suasana kelas menjadi hidup. Selain itu siswa diberi pengalaman nyata untuk mendapatkan konsep yang mereka pelajari. Salah satu materi yang diajarkan menggunakan metode eksperimen ini adalah sistem pernapasan manusia. Dengan menggunakan bahan botol bekas dan bak air siswa diajak untuk mengukur volume udara pernapasan. Dalam proses pembelajarannya siswa begitu antusias dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi saat melaksanakan pembelajaran. Metode ini ternyata mampu membuat pembelajaran tidak membosankan apalagi saat mengajar di jam-jam terakhir. Siswa senang Guru bahagia. Semoga merdeka belajar benar-benar terwujud. Aamiin.

1 komentar:

  1. Merdeka... independend dalam arti tidak tergantung dapat dimaknai kita diberikan ruang yang lebih luas dalam mengeksplore potensi anak dalam kegiatan pembelajaran. Terima kasih pak Dwi sudah memberi inspirasi kepada semua warga sekolah

    BalasHapus

Recent Posts

BTemplates.com

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.

Jumlah Pengunjung

Popular Posts